Nama-Nama Walikota Tanjung Balai

Sabtu, 25 September 2010
No.NamaMasa bakti
1Dt. Edwarsyah Syamsura1956 - 1958
2Wan Wasmayuddin1958 - 1960
3Zainal Abidin1960 - 1965
4Syaiful Alamsyah1965 - 1967
5Anwar Idris1967 - 1970
6Patuan Naga Nasution1970 - 1975
7H. Bahrum Damanik1975 - 1980
8Drs. H. Ibrahim Gani1980 - 1985
9Ir. H. Marsyal Hutagalung1985 - 1990
10H. Bachta Nizar Lubis, S.H.19901995
11Drs. H. Abdul Muis Dalimunthe1995 - 2000
12dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.O.G. dan Mulkan Sinaga (wakil)2000 - 2005
13dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.O.G. dan Drs. H. Thamrin Munthe, M.Hum. (wakil)2005 – sekarang

Sejarah

Perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Melaka tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah Tanjungbalai. Dalam perjalanan tersebut, rombongan sultan beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang bernama Asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan antara Sungai Asahan dengan Sungai Silau, tempat sultan bertemu dengan Raja Simargolang, penguasa setempat. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai balai untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan yang dinamakan Tanjungbalai.
Perkampungan ini kelak berkembang menjadi Kesultanan Asahan, yang bermula kira-kira pada abad XVI, pada saat Sultan Abdul Jalil ditabalkan sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.

Setelah dikuasai Belanda, Kota Tanjungbalai menjadi suatu gemeente berdasarkan Besluit Governeur General tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. no. 284/1917, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur, termasuk daerah Asahan, seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera ("Lonsum"), dan lain-lain. Kota Tanjungbalai menjadi kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan yang penting artinya bagi lalu-lintas perdagangan Hindia-Belanda.