No. | Nama | Masa bakti |
---|---|---|
1 | Dt. Edwarsyah Syamsura | 1956 - 1958 |
2 | Wan Wasmayuddin | 1958 - 1960 |
3 | Zainal Abidin | 1960 - 1965 |
4 | Syaiful Alamsyah | 1965 - 1967 |
5 | Anwar Idris | 1967 - 1970 |
6 | Patuan Naga Nasution | 1970 - 1975 |
7 | H. Bahrum Damanik | 1975 - 1980 |
8 | Drs. H. Ibrahim Gani | 1980 - 1985 |
9 | Ir. H. Marsyal Hutagalung | 1985 - 1990 |
10 | H. Bachta Nizar Lubis, S.H. | 1990 – 1995 |
11 | Drs. H. Abdul Muis Dalimunthe | 1995 - 2000 |
12 | dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.O.G. dan Mulkan Sinaga (wakil) | 2000 - 2005 |
13 | dr. H. Sutrisno Hadi, Sp.O.G. dan Drs. H. Thamrin Munthe, M.Hum. (wakil) | 2005 – sekarang |
Pages
Nama-Nama Walikota Tanjung Balai
Diposting oleh
"Merlin Meiryanne Simanjuntak"
di
20.54
Sabtu, 25 September 2010
Sejarah
Diposting oleh
"Merlin Meiryanne Simanjuntak"
di
20.37
Perjalanan Sultan Aceh, Sultan Iskandar Muda, ke Johor dan Melaka tahun 1612 dapat dikatakan sebagai awal dari sejarah Tanjungbalai. Dalam perjalanan tersebut, rombongan sultan beristirahat di kawasan sebuah hulu sungai yang bernama Asahan. Perjalanan dilanjutkan ke sebuah tanjung yang merupakan pertemuan antara Sungai Asahan dengan Sungai Silau, tempat sultan bertemu dengan Raja Simargolang, penguasa setempat. Di tempat itu juga Sultan Iskandar Muda mendirikan sebuah pelataran sebagai balai untuk tempat menghadap, yang kemudian berkembang menjadi perkampungan yang dinamakan Tanjungbalai.
Perkampungan ini kelak berkembang menjadi Kesultanan Asahan, yang bermula kira-kira pada abad XVI, pada saat Sultan Abdul Jalil ditabalkan sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
Setelah dikuasai Belanda, Kota Tanjungbalai menjadi suatu gemeente berdasarkan Besluit Governeur General tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. no. 284/1917, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur, termasuk daerah Asahan, seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera ("Lonsum"), dan lain-lain. Kota Tanjungbalai menjadi kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan yang penting artinya bagi lalu-lintas perdagangan Hindia-Belanda.
Perkampungan ini kelak berkembang menjadi Kesultanan Asahan, yang bermula kira-kira pada abad XVI, pada saat Sultan Abdul Jalil ditabalkan sebagai Sultan Asahan yang pertama dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah.
Setelah dikuasai Belanda, Kota Tanjungbalai menjadi suatu gemeente berdasarkan Besluit Governeur General tanggal 27 Juni 1917 dengan Stbl. no. 284/1917, sebagai akibat dibukanya perkebunan-perkebunan di derah Sumatera Timur, termasuk daerah Asahan, seperti H.A.P.M., SIPEF, London Sumatera ("Lonsum"), dan lain-lain. Kota Tanjungbalai menjadi kota pelabuhan dan pintu masuk ke daerah Asahan yang penting artinya bagi lalu-lintas perdagangan Hindia-Belanda.
Langganan:
Postingan (Atom)
Welcome
About Me
Saya
Vinculos patrocinados
Mari Bekerja sambil Berkarya
Satukan Hati Satukan Jiwa Untuk Indonesia
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Buku Tamu
Simanjuntak
Hutagaol. Diberdayakan oleh Blogger.
Followers
Welcome
TEMPO DOLOE